1. Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya
Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk
hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada
siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah
untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada
akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/
keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
2. Pencak Silat sebagai seni
Ciri
khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu
terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat
kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill).
Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan,
keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di
beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata
sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela
diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di
Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat
memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk
menjamin keamanan pribadi.
3. Pencak Silat
sebagai olahraga umum
Walaupun
unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat
dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur
yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi
fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki
atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha
untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat
sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi
a. Olahraga
rekreasi
b. Olahraga
prestasi
c. Olahraga
massal
Pada
seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina
olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
1. Penetapan
istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
2. Pemasukan
Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3 Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan
tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan
organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan
sekolah
6. Menanamkan
dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak
lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto,
program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih
dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).
4. Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)
Pengembangan
Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di
daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah
dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan
tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah
banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu
meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program
pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak
Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di
negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman
Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
B. Program pembinaan Pencak Silat
Pencak
Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas
maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini
diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.
Oleh karena
itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan
nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran
Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI
sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya,
sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi
yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan
khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad
setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap
aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat
meliputi :
1. Jalur
pembinaan seni
2. Jalur
pembinaan olahraga
3. Jalur
pembinaan bela diri
4. Jalur
pembinaan kebatinan
Keempat jalur
ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
1. Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya
Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk
hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada
siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah
untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada
akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/
keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
2. Pencak Silat sebagai seni
Ciri
khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu
terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat
kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill).
Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan,
keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di
beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata
sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela
diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di
Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat
memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk
menjamin keamanan pribadi.
3. Pencak Silat
sebagai olahraga umum
Walaupun
unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat
dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur
yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi
fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki
atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha
untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat
sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi
a. Olahraga
rekreasi
b. Olahraga
prestasi
c. Olahraga
massal
Pada
seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina
olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
1. Penetapan
istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
2. Pemasukan
Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3 Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan
tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan
organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan
sekolah
6. Menanamkan
dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak
lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto,
program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih
dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).
4. Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)
Pengembangan
Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis
sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di
daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah
dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan
tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah
banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu
meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina
Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program
pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak
Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di
negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman
Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
B. Program pembinaan Pencak Silat
Pencak
Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas
maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini
diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.
Oleh karena
itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan
nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran
Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI
sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya,
sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi
yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan
khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad
setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap
aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat
meliputi :
1. Jalur
pembinaan seni
2. Jalur
pembinaan olahraga
3. Jalur
pembinaan bela diri
4. Jalur
pembinaan kebatinan
Keempat jalur
ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar