Kamis, 11 Oktober 2012

Pencak Silat Jaman Pra Sejarah


Pada jaman pra sejarah di Indonesia, telah diciptakan cara membela diri sesuai dengan
situasi dan kondisi alam sekitarnya. Namun demikian istilah pencak silat secara pasti belum
dapat di ketahui. Pada saat itu orang yang hidup di dekat hutan mempunyai cara bela diri yangkhas untuk menghadapi binatang buas dalam mempertahankan hidupnya. Mereka menciptakan bela diri fiurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada di lingkungan alam sekitamya.
Gerakan-gerakan yang diciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang
berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang diciptakan meniru gerakan harimau, kera,
ular, dan burung. Oleh karena kondisi lingkungan yang berbukit dan berbatuan, maka
gerakannya banyak lompatan/ loncatan. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri,
bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan
bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan beladiri yang
lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Akhirnya setiap daerah mempunyai
beladiri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri
beraneka ragam. Pertemuan antara penduduk daerah yang satu dengan daerah yang lain, menyebabkan terjadinya tukar menukar ilmu beladiri, sehingga dapat meningkatkan mutu beladiri di setiap daerah.

READ MORE - Pencak Silat Jaman Pra Sejarah
Pada jaman pra sejarah di Indonesia, telah diciptakan cara membela diri sesuai dengan
situasi dan kondisi alam sekitarnya. Namun demikian istilah pencak silat secara pasti belum
dapat di ketahui. Pada saat itu orang yang hidup di dekat hutan mempunyai cara bela diri yangkhas untuk menghadapi binatang buas dalam mempertahankan hidupnya. Mereka menciptakan bela diri fiurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada di lingkungan alam sekitamya.
Gerakan-gerakan yang diciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang
berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang diciptakan meniru gerakan harimau, kera,
ular, dan burung. Oleh karena kondisi lingkungan yang berbukit dan berbatuan, maka
gerakannya banyak lompatan/ loncatan. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri,
bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan
bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan beladiri yang
lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Akhirnya setiap daerah mempunyai
beladiri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri
beraneka ragam. Pertemuan antara penduduk daerah yang satu dengan daerah yang lain, menyebabkan terjadinya tukar menukar ilmu beladiri, sehingga dapat meningkatkan mutu beladiri di setiap daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar